Mendengar kata Shadaqah atau sedekah tentunya bagi
saya yang seorang muslim sudah tidak asing lagi. Bagi kami orang muslim shadaqah
adalah seseorang yang memberikan sesuatu dengan ikhlas dan bertujuan meminta
ridha Allah. Dalam Islam pun tidak ada paksaan dalam jumlah nominal shadaqah,
hanya keikhlasan yang diminta. Makanya terkadang fitrah manusia yang mempunyai
sifat pelit selalu saja merasa berat ketika memang harus mengeluarkan shadaqah. Dan saya pun tak luput dari hal itu. Memang
selalu ada halangan ketika kita akan berbuat kebaikan. Banyak sekali
godaan-godaan yang malah mengarahkan kita untuk merasa lebih baik tidak ber-shadaqah.
Dengan dalih ya sayang lah, diri sendiri juga masih merasa kurang lah dan
berbagai alasan lainnya. Padahal jelas-jelas Allah menjanjikan yang lebih bagi
setiap umatnya yang gemar ber-shadaqah.
Terkadang hal terberat atau menjadi ganjalan ketika
kita akan ber-shadaqah adalah bingung harus memberi berapa atau nominal berapa
yang pantas untuk shadaqah. Kita disibukkan dengan pikiran seandainya kita
memberi dengan nominal kecil, malu lah diri kita ini. Dan seandainya memberi
dengan nominal besar pun, takutlah kita akan dikatakan riya. Dan lebih celaka lagi
kita malah batal untuk ber- shadaqah gara-gara berpikiran seperti itu. Memang godaan
dari syaitan itu tidak pernah bisa berhenti. Kita yang sudah niat untuk shadaqah
pun diganggu dengan pikiran-pikiran yang katakanlah konyol. Toh, jelas-jelas
Islam mengajarkan untuk seikhlasnya dalam
ber-shadaqah. Tak usahlah kita merasa ragu dan dilema. Shadaqah 100 perak pun Insya Allah mendapat pahala. Untuk
itu biarkan saya menceritakan sebuah cerita. Cerita penuh hikmah (bagi saya)
dari sahabat saya tentang ‘The Power Of Shadaqah’.